Penulis: Rina Setyaningsih, S.Pd
SD N CANDIREJO 1 KEC. BOROBUDUR, KABUPATEN MAGELANG
Bagaimana Cara Melibatkan Orang Tua Siswa di Kelas?
Membangun hubungan dengan orang tua di awal tahun pelajaran akan membantu guru dalam menciptakan komunitas kelas yang menyenangkan.
Hubungan kelas dengan orang tua manjadi salah satu tanggung jawab yang dimiliki guru di awal tahun pelajaran. Karena itu, saya mengajak untuk berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri: Apa harapan saya sebagai guru untuk siswa saya tahun ini? Hal ini akan berdampak pada pengembangkan rasa memiliki yang kuat, membangun hubungan yang sehat, menjadi lebih mandiri, atau berhasil secara akademik maupun non akademik.
Untuk mencapai semua ini, guru harus membawa orang tua/keluarga semua siswa ke dalam jalinan komunitas/paguyuban kelas. Beberapa ide tentang bagaimana melibatkan orang tua di kelas sekolah dasar yang dapat diterapkan dikelas antara lain;
Cara Menghubungkan Orang Tua dengan Siswa di Kelas
1. Surat dari Orang Tua
Langkah pertama yang bisa guru lakukan pada saat tahun ajaran baru adalah mengundang orang tua untuk menulis surat yang menceritakan tentang siapa anak mereka sebagai pribadi. Apa yang membuat anak mereka mau tergerak? Apa yang mereka sukai? Bagaimana kebiasaan mereka belajar? Dengan melakukan langkah seperti ini akan menguatkan hubungan antara orang tua dengan kelas. Sebagain banyak orang tua akan senang berbagi kegembiraan yang mereka alami bersama anak-anak mereka.
Sebagai contoh, guru bisa menanyakan tentang bidang pertumbuhan anaknya,seperti: Bagaimana anak Anda ketika menghadapi tantangan? Apa harapkan orang tua terhadap perkembangan anak anda saat ini? Setelah mendapatkan surat dari orang tua siswa, guru bisa mulai memahami kondisi dari setiap siswa. Hal ini akan mempermudah dalam mengenal dan memahami siswanya.
2. Video Konferensi
Pandemi disadari atau tidak juga telah memberikan dampak positif perkembangan teknologi. Saat ini guru, siswa dan orang tua sudah mulai terbiasa melakukan konferensi online. Dengan memanfaatkan platform konferensi/rapat online akan membuat pertemuan dengan keluarga menjadi sangat sederhana dan hemat waktu. Baik sebelum tahun ajaran dimulai atau di awal semester, sisihkan beberapa jam untuk menjadwalkan pertemuan penyambutan selama 10 menit dengan keluarga dan anak-anak. Pada kesempatan ini adalah waktu yang baik untuk memperkenalkan diri, menjawab pertanyaan, dan membangun hubungan yang positif. Guru akan sering mendapat kesempatan untuk bertemu banyak keluarga sampai memasuki tahun ajaran. Setiap orang tua siswa akan merasa lebih nyaman pada hari pertama setelah terjalin komunikasi yang baik terlebih dahulu.
3. Pojok keluarga
Cara sederhana untuk membawa keluarga ke dalam kelas adalah dengan memiliki ruang di mana anak-anak dapat memajang foto, surat, atau barang-barang khusus dari keluarga dan kebiasaan baik mereka sendiri dirumah. Setiap siswa dan orang tua menerima dengan senang hati bahwa mereka diterima dan dihargai dalam komunitas kelas. Guru turut mendorong siswa untuk mendekorasi bingkai kertas untuk foto keluarga untuk digantung dan menyimpan sekeranjang. Foto yang dapat yang dipajang masing-masing siswa dapat dibaca dan diakses anak-anak kapan saja.
4. Bawa Orang Tua Masuk ke Kelas
Guru mengajak orang tua untuk memeriksa kepemimpinan kelas.Namun, tidak semua keluarga memiliki waktu untuk menghabiskan waktu di kelas, jadi seorang guru perlu menilai apakah tips ini tepat. Meski begitu, kemungkinan besar siswa akan mengeluarkan ekspresi kebanggaan dan cinta di wajah mereka ketika anggota keluarganya menjadi bagian dari kehidupan kelas.
Misal melibatkan orang tua untuk secara sukarela menjadi pembicara, memimpin kelompok memasak sederhana, mengajarkan kerajinan atau keterampilan khusus, atau berbagi tentang liburan keluarga atau budaya. Hal ini akan membuat anggota keluarga terlibat ikut terlibat didalam kelas. Hal ini dapat dilakukan secara daring ataupun luring. Namun demikan guru harus memastikan bahwa waktu kunjungan tamu sesuai dengan jadwal kelas yang padat.
5. Tanya Tentang Mereka
Banyak kita jumpai orang tua bertanya kepada anaknya ketika pulang sekolah, "Bagaimana sekolah?" Anak-anak berkata, "Baik." Orang tua dibiarkan bertanya-tanya apa yang dilakukan anak itu sepanjang hari. Pertanyaan itu jika diulang-ulang akan menjadi sebuah pertanyaan yang membosankan.Guru harus mendorong orang tua menanyakan hal lain yang terkait aktivitas aktivitas siswa dikelas. Hal ini dapat guru lakukan dengan mengirim kepada orang tua tentang catatan catatan siswa. Dengan catatan tersebut dapat memicu percakapan anak dengan orang tua tentang sesuatu yang terjadi di sekolah.
Misalnya, catatan itu bisa tentang : Menara tinggi yang saya bangun, strategi matematika baru yang saya temukan, karakter baru dalam ceritaku, permainan baru yang saya mainkan saat istirahat.Catatan ini bahkan bisa dalam bentuk foto. Guru dapat mengirim catatan tersebut melalui email/media sosial/nomor handphone orang tua atau mengirim anak pulang dengan foto dari sesuatu yang menarik yang terjadi pada hari itu, yang akan memberi mereka pengingat tentang apa yang dapat mereka bicarakan dengan keluarga mereka.
6. Sesuatu yang Baik
Salah satu keinginan orang tua adalah ingin tahu atau melihat kelebihan unik anak mereka. Hal ini bisa dilakukan seorang guru dengan cara teratur mengirim pesan "sesuatu yang baik" ke orang tua. Pesan yang dituliskan bukan berarti harus banyak seperti menulis selembar surat, tetapi bisa juga dalam bentuk kalimat pendek. Kalimat pendek ini untuk menunjukkan bahwa guru memperhatikan dan menghargai setiap siswanya.
Jadwalkan waktu untuk menulis satu atau dua pesan kepada orang tua wali murid, dan simpan daftar siapa yang akan dikirimi pesan. Jika seoarang guru belum sempat menuliskan pesan. Segeralah luangkan waktu untuk mengamati anak-anak tersebut secara khusus untuk mengetahui kekuatan mereka. Sampaikan pesan baik kepeda orang tua baik secara tertulis maupu lisan mengunakan teknologi maupun manual.
Sebagian besar guru mungkin akan mengalami situasi yang tidak menguntungkan dimana ketika mereka pertama kali kita berbicara dengan orang tua siswa. Maka guru perlu membatasi tentang keprihatinan atas perilaku siswa, kecuali orang tua sudah siap dan memiliki pikiran yang terbuka dan tenang. Kini saatnya guru melakukan langkah-langkah kecil untuk melibatka keluarga dalam komunitas kelas mereka sejak dini yang tentu akan memberikan hasil yang besar bagi siswa.