Penulis: Yuni Astuti, S.Pd.SD
SDN Ringinputih 3, Borobudur Magelang
Mewujudkan Sistem Belajar Yang Berkualitas di Masa New Normal
Wabah yang terjadi tiga tahun lalu telah menyebabkan banyak perubahan aspek, tidak hanya dirasakan oleh bagian tertentu saja, tetapi sudah mencakup ruang lingkup yang sangat besar. Pandemi COVID-19 yang merubah segala sisi kehidupan, mulai dari pokok-pokok dasar manusia, hingga menelan jutaan jiwa selama beberapa tahun ini. Tidak lepas dari permasalahan tersebut, COVID-19 yang mematikan kehidupan juga sangat mematikan perekonomian seluruh masyarakat, dan selain itu juga mematikan Pendidikan yang mulai berangsur pada implementasi sekolah berbasis virtual.
Pemindahan sistem belajar yang mulanya dilaksanakan di sekolah sekarang harus dilaksanakan dirumah, diakibatkan karena situasi yang semakin hari semakin mencekam kehidupan. Tentu permasalahan ini tidak berhenti disitu saja, permasalahan lain muncul diakibatkan orang tua yang harus ikut ambil alih dalam sistem pembelajaran pada masa pandemi ini, beruntung jika anak sudah menginjak sekolah menengah, tetapi berbeda bagi mereka yang masih sekolah dasar tentu permasalahan ini bukan hal yang sepele, sebab peran orang tua menjadi nomor satu dari pada situasi sebelumnya.
Banyak keluhan dari para orang tua karena perubahan sistem belajar tersebut, pembelajaran yang ttidak efisiensi banyak membuat para murid menyepelekan sekolah sehingga orang tua harus turun tangan. Para guru dianggap tidak memperhatikan murid dengan baik, sehingga saat proses pembelajaran dilakukan dengan hal yang lain seperti bermain game di gadget atau computer, hal tersebut disebabkan karena murid-murid yang tidak fokus jika pembelajaran harus dilaksanakan secara virtual.
Tidak hanya melihat dari sisi orang tua murid, tetapi dari para guru yang turut merasakan sistem pembelajaran saat ini tidak berjalan dengan baik, bahkan murid tidak paham apa yang diajarkan. Mungkin sebagian murid atau guru merasakan hal positif dari sistem belajar virtual, tetapi sebagian yang lain merasakan bahwa pembelajaran tidak membuat siswa-siswi pintar tetapi hanya membuat perkembangan otak diam tanpa adanya peningkatan wawasan dan pengetahuan, kendati begitu peran semua yang terkait yaitu guru, orang tua, dan siswa harus sama, sehingga apa yang diinginkan bisa tercapai.
Dari kejadian yang telah berlangksung kurang lebih dua tahun tersebut menjadi bahan renungan dan evaluasi bersama semua pihak. Hasil renungan ini menjadi data awal dalam pengolahan rencana perbaikan mutu Pendidikan pada masa normal baru yang mulai dilaksanakan. Pembelajaran tatap muka mulai dilaksanakan harus berdasar data kelemahan yang terjadi pada masa pandemi. Agar penanganan terhadap siswa lebih baik. Terlebih penurunan kualitas pendidikan sangat signifikan. Pendidik harus lebih hati-hati dalam melangkah. Menentukan metode pembelajaran dan penanganan terhadap siswa lebih telaten dan sabar. Banyak materi yang harus benera-benar dengan pelan, karen Sebagian besar siswa dengan contok kelas 6, kualitas materi yang dikuasai setara dengan siswa kelas 4.
Untuk itu pemerintah dan pihak sekolah harus ikut berpartisispasi serta bermigrasi dan merubah pola pembelajaran yang menyenangkan. Memberikan hak-hak untuk anak-anak agar terciptanya kenyamanan dan kemudahan dalam belajar, serta mengadakan hal-hal positif selain sekolah demi menunjang kreativitas anak-anak, sehingga tidak membuat sekolah adalah suatu hal yang monoton.
Peran aktif semua orang yang terkait disni mampu membuat sistem Pendidikan di masa normal baru bukan lagi suatu hal yang harus ditakuti dan dikhawatirkan, karena pola yang bagus tentu akan membuat perubahan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh semua orang, Pendidikan adalah hal utama yang harus terus diubah dan dikembangkan, demi mencapai generasi anak bangsa yang maju dan berpendidikan.