Penulis: Sri Lestari, S.Si
Balai LITBANGKES Magelang, Kementerian Kesehatan
Mengenal Large Hadron Collider: Penumbuk Hadron Raksasa di Perbatasan Perancis-Swiss
Large Hadron Collider dibuat para ilmuwan fisika untuk menguji beberapa teori fisika partikel yang berbeda, termasuk mengukur karakteristik Boson Higgs dan meneliti partikel baru yang diprediksi oleh teori supersimetri, membuktikan teori bigbang, dan menjawab persoalan fisika lain yang masih belum terjawab. Fisikawan berharap melalui proyek LHC ini akan membantu mereka dalam menjawab pertanyaan dasar dalam fisika mengenai hukum dasar tentang interaksi dan gaya di antara obyek elementer, struktur dan ruang waktu, dan mengenai hubungan antar mekanika kuantum, serta relativitas umum. Secara singkat, LHC berfungsi untuk menabrakkan dua buah pancaran partikel proton dengan energi kinetis yang sangat besar.
Ilmuwan mendesain LHC dengan memotong perbatasan Perancis dan Swiss dalam empat titik. Masing-masing bangunan memiliki peralatan pendukung seperti kompresor, peralatan ventilasi, kontrol elektronik, dan pendinginan. Terowongan LHC memiliki 2 beamline atau di setiap perpotongan empat titik akan diletakkan sebuah beam yang melintas berlawanan disekitar cincin. Terdapat 1.232 dipol magnet yang bertugas menjaga agar beam tetap pada lintasan melingkarnya. Maagnet dengan kelipatan multikutub berfungsi sebagai penambal ketidaksempurnaan pada geometri medan. Jika ditotal, terdapat 10.000 magnet super konduktor yang terpasang dengan massa total 27 ton.
Salah satu ilmuwan yang berpartisipasi dalam proyek LHC bernama Robert Aymar mengatakan bahwa LHC merupakan sebuah penemuan untuk mengubah cara pandang manusia tentang semesta. Aymar menambahkan jika LHC merupakan perwujudan dari sifat alamiah manusia yang selalu merasa ingin tahu akan suatu hal.
“Dalam Pencarian kebenaran dan keindahan...” begitulah kutipan yang sesuai untuk menggambarkan proyek Large Hadron Collider, sebuah penemuan besar yang melibatkan dana dan juga tenaga ilmuwan yang besar pula.