Membuat Siswa Memiliki Cara Berpikir Merdeka Belajar
Sebagai seorang guru pendidikan khusus dan tutor K-12, saya menemukan bahwa siswa hanya sering diberitahu apa saja yang harus mereka pelajari tanpa diajarkan bagaimana cara mempelajari yang benar. Inilah yang kemudian membuat siswa merasa tidak berkembang, cemas, dan tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. saya berkeinginan untuk mengajarkan strategi yang bisa digunakan oleh siswa untuk mengembangkan kebebasan mereka menjadi seorang pembelajar yang merdeka.
Metakognisi merupakan pengetahuan siswa dalam proses pemahaman mereka pribadi. Metakognisi mengizinkan siswa untuk memanajemen diri dan mengarahkan pemikiran mereka, perilaku, dan tindakan untuk mencapai tujuan mereka. Sedini dari masa Taman Kanak-Kanak, guru dapat menginstruksikan siswa bagaimana cara membentuk skill metakognitif mereka melalui proses perencanaan, pengamatan, dan pengevaluasian terhadap pembelajaran yang mereka dapatkan. Ketika nanti siswa menduduki kelas 3 SD, mereka dapat mulai menggunakan strategi tersebut dengan menambah pilihan sesuai kebebasan mereka.
Perencanaan
Ketika siswa memulai sebuah pekerjaan tanpa ada perencanaan, mereka akan kebingungan dalam menyelesaikan tugas tersebut. Mereka bisa mudah menyerah, mendapatkan gangguan, atau mudah bosan. Merencanakan apa yang akan mereka kerjakan dapat mengurangi permasalahan tersebut. Perencanaan dapat dilakukan dengan meninjau tugas sebelum dikerjakan dan melihat keterkaitan tugas dengan materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Strategi tersebut bisa membantu perencanaan siswa dalam memahami tugas yang akan mereka selesaikan.
Membangun Pengetahuan: Guru dapat membantu siswa untuk membangun pengetahuan muridnya dengan menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui siswa sebelumnya. Ini mungkin dapat diterapkan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyuruh mereka brainstorming, menonton video singkat mengenai pengenalan awal atau percontohan dari materi, atau melihat dan mendiskusikan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Sebuah pondasi kuat dari pengetahuan dasar dapat membantu siswa untuk memprediksi secara akurat dan memahami informasi yang mereka dapat selama pembelajaran berlangsung.
Mengatur Tujuan
Guru dapat membimbing siswa untuk menentukan capaian terdekat yang ingin dicapai siswa sesuai keahlian mereka dan goal jangka panjang beserta nilai yang terkandung dari setiap apa yang ingin mereka capai.
Perencanaan Proses
Kita semua memiliki pengalaman dalam membuat capaian pribadi. Guru dapat membantu siswa memikirkan tentang perubahan kebiasaan dan perilaku yang harus mereka ubah untuk mendapatkan apa yang ingin mereka capai. Siswa dapat membuat perencanaan atau list keinginan yang ingin dicapai untuk memantau progres keberhasilan mereka dalam menggapai tujuan.
Pembicaraan Metakognitif
Ketika siswa mempelajari kemampuan baru, guru bisa mengkonsepkan gaya berpikir siswa untuk meningkatkan kesadaran mereka. Ini dapat membantu membangun kemampuan berpikir kompleks yang dibutuhkan siswa. Guru dapat merangkul siswa untuk berdiskusi dan mengkonstruksikan pengetahuan daripada hanya berpartisipasi untuk menunjukkan apa yang mereka tahu. Strategi seperti berdiskusi dalam kelompok atau menjelaskan dengan visualisasi berjenjang membantu siswa dalam memahami jika ada banyak cara untuk menyelesaikan persoalan atau tugas.
Analisis, Prioritas, Rangkuman
Siswa dapat diajarkan beberapa cara dari merangkum informasi dan menemukan kunci dari fakta yang ada, detail, dan kata kunci. Salah satu metode yang disukai siswa adalah strategi one-pager.
Diversifikasi
Ketika mendapatkan tugas pembelajaran baru, sangat penting bagi siswa untuk mengetahui berbagai cara dalam memecahkan sebuah masalah. Strategi mengkombinasikan informasi secara verbal dan visual akan membuat materi lebih dapat diingat. Ketika siswa familiar dengan berbagai strategi, mereka memiliki alat yang dibutuhkan dalam pemilihan strategi terbaik yang dapat mereka gunakan.
Evaluasi
Apabila siswa tidak melakukan evaluasi dalam pembelajaran mereka, mereka kebanyakan tidak memahami bagaimana menggunakan strategi dalam memecahkan masalah. Mereka mungkin tahu ketika melakukan sebuah kesalahan, tapi tidak dapat menjelaskan kenapa dan apa yang harus mereka lakukan di kemudian hari untuk menghindari permasalahan yang sama. Untuk mengevaluasi pembelajaran mereka, siswa menyadari apakah strategi yang mereka pilih sesuai atau apa yang perlu mereka perbaiki di kemudian hari. Beberapa strategi di bawah dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam mengevaluasi pembelajaran mereka.
Penilaian
Penilaian harus dilakukan selama pembelajaran, tidak hanya dalam sekali pembelajaran materi dapat diselesaikan. Siswa dapat membuat latihan atau tes untuk mereka sendiri atau guru bisa membuat pre-test atau post-test untuk mengidentifikasi dan membantu siswa dalam mendalami pengetahuan mereka terkait ajaran yang disampaikan.
Mencari Umpan Balik
Di kelas, guru berlaku sebagai pengajar menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran dan progresnya. Kesuksesan umpan balik setidaknya tidak mempermalukan siswa atau hanya berfokus pada kualitas pribadi melainkan harus bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut:
Apa yang dikerjakan selama ini?
Apa kemajuan yang didapatkan selama pembelajaran?
Kemana saya akan pergi dari sini?
Refleksi dan Revisi
Setelah penilaian, menilai pribadi, atau memberikan umpan balik, siswa merefleksikan apakah strategi yang mereka gunakan berhasil. Mereka dapat menentukan apa yang harus mereka ubah untuk memperbaiki kekurangan mereka. Siswa juga bisa menyadari kemana mereka harus mencari bantuan. Ketika mereka merevisi, siswa bisa menyadari apa yang tidak sesuai dan memperbaikinya. Mereka harus bisa menjelaskan kesalahan mereka atau apa yang tidak berjalan sesuai dengan harapan. Kemudian mereka bisa menentukan strategi yang tepat untuk memecahkan permasalahan mereka. Seperti yang terlihat, ini adalah siklus metakognisi yang kembali ke proses perencanaan.
Satu-satunya cara untuk membuat pembelajaran relevan dengan setiap siswa adalah dengan pemilihan strategi dan alat pembelajaran yang dibutuhkan untuk membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Mengkombinasikan skill metakognisi dan strategi manajemen pembelajaran pribadi dapat membantu siswa untuk lebih mandiri, terhubung dengan materi, dan mampu untuk melatih diri mereka memahami materi dan permasalahan yang dihadapi.