Managemen Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran
Banyak guru mengalami hambatan dan tantangan dalam mengelola kelas, baik guru baru maupun guru yang sudah berpengalaman. Beberapa siswa berperan menjadi penganggu sehingga menyebabkan kelas menjadi gaduh dan tak terkendali. Jika menjumpai seorang siswa mengganggu dan guru menanggapi dengan tindakan disiplin yang ketat, mungkin siswa tersebut akan berhenti, namun siswa lain akan mulai menunjukkan perilaku buruk yang sama. Upaya untuk mengendalikan ruang kelas seperti ini dapat menjadi bumerang bagi guru.
Manakah yang lebih efektif untuk mengatasi masalah tersebut? Apakah bisa diatasi dengan memberikan instruksi yang jelas kepada siswa atau cukup memberikan tekanan kepada siswa?
Permasalahan pengelolaan kelas masih menjadi persoalan pelik bagi para guru. Sementara hasil penelitian terbaru mengkonfirmasi apa yang ditemukan Kounin dan Gump menemukan bahwa perhatian negatif berupa teguran seperti “Berhenti mengobrol!” hanya dapat menghentikan sementara perilaku buruk tersebut, siswa akhirnya menjadi lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku yang mengganggu.
Namun cara tersebut akan menimbulkan dampak negatif bagi siswa, diantaranya siswa mengalami kesulitan berkonsentrasi, dan tidak mampu mengatur pikiran dan emosi mereka secara efektif. Lalu bagaimana cara mengatasi masalah tersebut secara efektif dan efesien? Bebarapa strategi berikut ini yang bisa diterapkan dalam mengelola kelas yang proaktif.
1. Menyambut siswa di pintu
Penyambutan siswa dapat dilakukan dengan memberikan sambutan kepada siswa berupa memberikan tos, jabat tangan, atau pelukan kepada setiap siswanya. Hal ini dapat meningkatkan hubungan guru dan siswa lebih dekat dan memiliki hubungan positif.
2. Membangun, memelihara, dan memulihkan hubungan
Membangun hubungan dengan siswa melalui strategi seperti menyapa mereka di depan pintu adalah awal yang baik. Namun hal tersebut tidak akan berdampak besar jika tidak dipelihara dengan baik. Penting juga untuk memeliharanya selama tahun ajaran, dan memperbaikinya ketika muncul muncul permasalahan. Semakin kuat hubungan dan memahami siswa, semakin mudah guru ketika mengatasi keadaan menjadi sulit dalam pengelolaan kelas. Strategi untuk membangun, memelihara, dan memulihkan hubungan berfokus pada solusi daripada masalah dapat mengurangi gangguan dalam pengelolaan kelas.
3. Gunakan pengingat dan isyarat
Pengingat dan isyarat seperti suara lonceng/ bel atau cahaya lampu dapat menarik perhatian siswa dan membantu guru untuk menenangkan siswa dan terhindar dari kelas yang bising. Guru cukup berikan banyak peringatan jika seorang guru membutuhkan mereka untuk mengikuti instruksi. Pengingat dan isyarat adalah cara yang membantu untuk mendorong siswa mengikuti instruksi tanpa terlalu mengontrol atau memaksa. Pengingat bisa berupa verbal, tetapi bisa juga visual (menjentikkan lampu untuk memberi isyarat bahwa sudah waktunya untuk diam), auditori (membunyikan bel kecil untuk memberi tahu siswa bahwa mereka harus memperhatikan guru), atau fisik (menggunakan isyarat tangan) untuk memberi tahu siswa agar kembali ke tempat duduk mereka.
4. Optimalkan tempat duduk kelas
Ketika siswa memilih tempat duduk mereka sendiri, mereka tiga kali lebih mungkin mengganggu daripada ketika kursi ditetapkan. Lagi pula, mereka mungkin akan memilih tempat duduk di sebelah teman-teman mereka dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengobrol. Guru hendaknya merancang tempat duduk yang fleksibel adalah bagian dari manajemen kelas yang efektif. Guru memilihkan tempat duduk yang fleksibel, bukan berarti pilihan selalu buruk. Memberikan siswa rasa kepemilikan di dalam ruangan, yang dipasangkan dengan harapan yang jelas untuk perilaku, dapat memiliki efek positif yang mengejutkan. Guru dapat memberikan pilihan kepada mereka. Guru memberikan suasana yang lebih nyaman dengan tempat duduknya. Murid-muridnya memutuskan tempat duduk tetapi jika mereka tidak dapat menyelesaikan pekerjaan mereka, mereka akan dipindahkan kembali ke meja. Mereka akan merasa lebih santai dan lebih termotivasi dalam suasana yang menghargai pilihan mereka.
5. Berikan pujian khusus perilaku
Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi mengakui perilaku positif dan mengabaikan gangguan tingkat rendah bisa lebih efektif daripada menghukum atau mendisiplinkan siswa. Alih-alih berfokus pada siswa tertentu, tawarkan pujian untuk perilaku yang ingin anda perkuat. Misalnya, kita beri tahu siswa, "Kerja bagus, cepat sampai di tempat duduk kalian." Pemberian pujian prilaku khusus dapat membantu guru untuk menghindari penggunaan kata “jangan”. Siswa lebih cenderung mendengarkan instruksi dengan menyertakan alasan yang jelas. Maka guru hendaknya memberikan alasan yang jelas dan mudah dipahami siswa sebelum memberikan intruksi kepada siswa.
6. Tetapkan harapan yang jelas
Langkah ini bisa dimulai dengan mendiskusikan dengan siswa tentang mengapa aturan itu penting. Guru perlu bekerjasama dengan siswa untuk membuat daftar norma/ atura dan memahami betapa penting norma/aturan tersebut ditetapkan dikelas. Hal ini dapat membangun rasa kebersamaan dikelas.
7. Mengawasi secara aktif
Kehadiran pengawasan sangat penting untuk mempertahankan manajemen kelas dan penyampaian instruksi yang efektif, Guru menghindari godaan untuk duduk di meja dan menilai pekerjaan siswa, karena hal tersebut dapat mengundang siswa untuk mengalihkan perhatian kepada kegaduhan kelas. Silakan mulai bergerak di sekitar ruangan, periksa kemajuan siswa, dan ajukan pertanyaan. Ini bukan tentang mengawasi siswa Anda, tetapi tentang berinteraksi dengan mereka. Ketika guru keliling ruangan dengan tersenyum dan melakukan kontak mata tentu dapat “mengurangi jarak fisik dan/atau psikologis” dengan siswanya. Tindakan ini dapat meningkatkan perasaan positif siswa terhadap guru dan materi pelajaran sambil meningkatkan perilaku positif.
8. Konsisten dalam menerapkan aturan
Harapan, aturan, dan rutinitas sekolah dan kelas harus diikuti dan diterapkan secara adil kepada semua siswa. Jangan memilih siswa tertentu adalah perilaku yang harus Anda fokuskan, bukan siswanya. Perbaiki kesalahan saat Anda melihatnya dan berikan instruksi tambahan atau pengajaran ulang saat perilaku buruk terjadi.
Demikian managemen pengelolaan kelas dalam pembelajaran. Meskipun stratategi tersebut bukanlah satu-satunya strategi yang bisa diterapkan untuk membangun kelas proaktif. Setiap guru atau pengajar bisa melakukan modifikasi dan berinovasi untuk menemukan strategi baru yang efektif dan efesien untuk mencipakan kelas yang proaktif.